Mahasiswa Internasional Pendidikan IPS Unesa Belajar Kurikulum Social Studies di Surabaya Intercultural School

Setibanya di SIS, rombongan disambut oleh Dr. George Santiago, Wakil Kepala Sekolah *Secondary School* asal Filipina. Dalam sambutannya, Dr. Santiago memberikan pengantar mengenai profil SIS dan menjelaskan berbagai sistem asesmen yang diterapkan di sekolah internasional ini. Ia juga menyampaikan pentingnya pembelajaran berbasis kompetensi dan menekankan agar mahasiswa UNESA terus berupaya meningkatkan kemampuan bahasa Inggris mereka. "Kemampuan bahasa Inggris yang kuat sangat diperlukan dalam menghadapi dunia pendidikan global yang semakin terkoneksi," ujar Dr. Santiago memotivasi mahasiswa.
Presentasi berikutnya disampaikan oleh Jonathan Ott, seorang guru Social Studies (humanities) di SIS. Dalam pemaparannya, Jonathan menjelaskan bahwa kurikulum Social Studies di SIS mengacu pada AERO Social Studies Curriculum Framework. Kurikulum ini dirancang untuk membangun pemahaman siswa mengenai masyarakat global dan berfokus pada pengembangan kemampuan berpikir kritis. Jonathan menambahkan bahwa di SIS, pembelajaran Social Studies diintegrasikan dengan pengajaran bahasa Inggris, sehingga siswa tidak hanya memahami materi sosial tetapi juga terampil dalam berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Integrasi ini, menurutnya, membuat siswa lebih siap menghadapi tantangan global dengan pengetahuan multidimensional.
Setibanya di SIS, rombongan disambut oleh Dr. George Santiago, Wakil Kepala Sekolah *Secondary School* asal Filipina. Dalam sambutannya, Dr. Santiago memberikan pengantar mengenai profil SIS dan menjelaskan berbagai sistem asesmen yang diterapkan di sekolah internasional ini. Ia juga menyampaikan pentingnya pembelajaran berbasis kompetensi dan menekankan agar mahasiswa UNESA terus berupaya meningkatkan kemampuan bahasa Inggris mereka. "Kemampuan bahasa Inggris yang kuat sangat diperlukan dalam menghadapi dunia pendidikan global yang semakin terkoneksi," ujar Dr. Santiago memotivasi mahasiswa.
Presentasi berikutnya disampaikan oleh Jonathan Ott, seorang guru Social Studies (humanities) di SIS. Dalam pemaparannya, Jonathan menjelaskan bahwa kurikulum Social Studies di SIS mengacu pada AERO Social Studies Curriculum Framework. Kurikulum ini dirancang untuk membangun pemahaman siswa mengenai masyarakat global dan berfokus pada pengembangan kemampuan berpikir kritis. Jonathan menambahkan bahwa di SIS, pembelajaran Social Studies diintegrasikan dengan pengajaran bahasa Inggris, sehingga siswa tidak hanya memahami materi sosial tetapi juga terampil dalam berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Integrasi ini, menurutnya, membuat siswa lebih siap menghadapi tantangan global dengan pengetahuan multidimensional.
Sesi tanya jawab menjadi salah satu momen yang dinantikan oleh para mahasiswa. Dipandu oleh Josh Bishop, Management Advisor di SIS, sesi ini membahas aspek-aspek manajemen dan operasional sekolah internasional. Bishop menjawab berbagai pertanyaan mahasiswa terkait proses perekrutan guru di SIS. Ia menjelaskan bahwa sekolah memiliki standar tinggi dalam memilih guru, yang harus memiliki kompetensi pengajaran berkualitas dan kemampuan dalam membangun koneksi dengan siswa yang berasal dari berbagai negara. Menurut Bishop, penting bagi setiap guru untuk memiliki keterampilan adaptasi yang kuat agar mampu mendukung kebutuhan siswa dari latar belakang budaya yang beragam. "Bonding antara guru dan siswa sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan ramah," tambahnya
Sesi tanya jawab menjadi salah satu momen yang dinantikan oleh para mahasiswa. Dipandu oleh Josh Bishop, Management Advisor di SIS, sesi ini membahas aspek-aspek manajemen dan operasional sekolah internasional. Bishop menjawab berbagai pertanyaan mahasiswa terkait proses perekrutan guru di SIS. Ia menjelaskan bahwa sekolah memiliki standar tinggi dalam memilih guru, yang harus memiliki kompetensi pengajaran berkualitas dan kemampuan dalam membangun koneksi dengan siswa yang berasal dari berbagai negara. Menurut Bishop, penting bagi setiap guru untuk memiliki keterampilan adaptasi yang kuat agar mampu mendukung kebutuhan siswa dari latar belakang budaya yang beragam. "Bonding antara guru dan siswa sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan ramah," tambahnya
Setelah sesi presentasi dan tanya jawab, para mahasiswa diajak untuk school tour mengelilingi fasilitas SIS dan berkesempatan melakukan observasi langsung di beberapa kelas. Mahasiswa mengamati bagaimana proses belajar-mengajar berlangsung di kelas dengan pendekatan social studies yang terintegrasi. Melalui observasi ini, mahasiswa mendapatkan gambaran lebih mendalam tentang praktik pendidikan berbasis kurikulum internasional dan strategi yang digunakan untuk mendukung kebutuhan akademik dan sosial siswa.
Kunjungan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi mahasiswa Pendidikan IPS UNESA mengenai praktik terbaik dalam pembelajaran Social Studies di level internasional. Dr. Nuansa Bayu Segara menyampaikan bahwa pengalaman langsung di SIS memberikan nilai tambah yang sangat berharga bagi mahasiswa, khususnya dalam memahami kurikulum global dan penerapan teknologi dalam pendidikan. Dr. Asnimawati menambahkan bahwa kunjungan ini juga menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk melihat bagaimana pengajaran multikultural diterapkan di ruang kelas, sesuai dengan prinsip keberagaman yang mendasar dalam pendidikan IPS.
Kegiatan kunjungan ini diakhiri dengan pertukaran cendera mata antara pihak SIS dan Pendidikan IPS Unesa. Harapannya kolaborasi dapat berlanjut dalam berbagai hal yang lain, seperti kuliah tamu, berbagi praktik baik dan juga penelitian.